Sedang Disidik Kejagung: Apa Sebenarnya Bedanya Chromebook dengan Laptop Biasa untuk Pendidikan Indonesia?

Table of Contents

Sedang disidik Kejagung, Bedanya Chromebook dengan laptop biasa menjadi pertanyaan yang semakin relevan bagi banyak pihak, terutama di dunia pendidikan Indonesia. Di tengah sorotan kontroversi pengadaan senilai Rp9,9 triliun, banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang membuat Chromebook begitu istimewa—atau justru problematis—dibandingkan perangkat komputasi konvensional?

Sebagai seorang pendidik yang berkecimpung dalam transformasi digital pendidikan, saya melihat dua sisi dari isu Chromebook di Indonesia: janji besar untuk masa depan belajar, sekaligus bayang-bayang dugaan korupsi senilai Rp9,9 triliun yang menyakitkan. Kontroversi ini, yang kini tengah diselidiki Kejaksaan Agung, tak pelak menimbulkan pertanyaan: di tengah semua keraguan ini, masih bisakah Chromebook benar-benar menjadi harapan untuk memajukan pendidikan kita? Mari kita selami lebih dalam potensi, tantangan, dan realitas di balik perdebatan ini.

Apa Itu Chromebook dan Mengapa Penting untuk Sekolah?
Anak Wanita sedang Memegang Chromebook

Bagi Eudeka, Chromebook bukan sekadar laptop biasa. Ini adalah perangkat berbasis cloud yang menyala dalam hitungan detik, ringan, dan memiliki baterai tahan lama seharian. Perangkat ini berjalan dengan ChromeOS, sebuah sistem operasi ringan yang dilengkapi keamanan berlapis dan update otomatis, sehingga data guru dan siswa selalu terlindungi. Data menunjukkan Chromebook mampu menghemat 50% biaya perangkat, 76% waktu IT, dan 100% serangan ransomware berhasil dicegah. Lebih dari sekadar angka, Chromebook adalah jembatan bagi pendidikan yang lebih inklusif dan modern di Indonesia.


ChromeOS: Tulang Punggung Kolaborasi Digital untuk Guru dan Siswa
Gemini Generated Image ajhzt6ajhzt6ajhz

Eudeka menyadari bahwa di balik kehebatan Chromebook ada ChromeOS, sistem operasi yang menjadi pondasi kolaborasi dan kreativitas. Dengan integrasi Google Workspace for Education (Docs, Classroom, Meet, dan lainnya), guru dan siswa dapat bekerja sama dalam satu ekosistem yang terhubung. Tak ada lagi kerumitan instalasi software atau virus yang mengancam. Semuanya berjalan mulus—menghemat waktu dan energi, mendukung proses belajar mengajar yang efektif. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana Google Workspace for Education dapat mendukung kolaborasi, Anda bisa membaca artikel kami tentang Manfaat Google Workspace for Education di Kelas Modern.


Chrome Education Upgrade (CEU): Kunci Kendali Sekolah dalam Ekosistem Digital

Namun, pengalaman Eudeka mengajarkan satu hal penting: perangkat saja tak cukup. Chrome Education Upgrade (CEU) adalah kunci yang membedakan antara Chromebook biasa dan Chromebook yang benar-benar optimal untuk sekolah. Melalui CEU, sekolah dapat mengelola ribuan perangkat sekaligus, mengatur aplikasi yang boleh diakses siswa, memblokir situs yang tidak relevan, hingga menyesuaikan branding sekolah. Data menunjukkan lebih dari 500 kebijakan dan pengaturan yang dapat disesuaikan—semua demi memastikan teknologi benar-benar melayani pendidikan di Indonesia.


Suara Guru di Tengah Kontroversi Pengadaan Chromebook

Namun, ada satu hal yang sering luput: suara para guru. Eudeka masih ingat betul saat melihat video seorang guru yang berkata, “Guru nggak minta gadget canggih. Cukup yang bisa dipakai dan dipakai benar. Karena masa depan pendidikan digital itu bukan soal barangnya – tapi siapa yang ngajarnya.” Ini adalah konflik yang nyata. Di satu sisi, ada pengadaan Chromebook besar-besaran yang sarat kontroversi, seperti yang dilaporkan detikINET mengenai penyelidikan Kejagung. Di sisi lain, ada guru yang hanya ingin satu: teknologi yang benar-benar digunakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran, bukan sekadar dikoleksi.


Potensi Chromebook di Lapangan Pendidikan Indonesia

ChromebookOSCEU Page 16 scaled
Eudeka pernah melihat sendiri bagaimana Chromebook berhasil digunakan di berbagai daerah di Indonesia. Di Yogyakarta, siswa SLBN memanfaatkan perangkat belajar digital ini untuk belajar dengan lebih mandiri. Di Maluku, laptop berbasis cloud ini menjadi jembatan ke internet di sekolah-sekolah yang baru pertama kali online sejak Indonesia merdeka. Bahkan di Kalimantan Timur, meski sinyal terbatas, Chromebook tetap bisa mendukung proses belajar tanpa hambatan.

Data ROI yang dirilis oleh Forrester pada 2024 pun menguatkan keyakinan Eudeka: 229% ROI dari penggunaan Chromebook di sekolah, dan 191% ROI jika digabungkan dengan Google Workspace for Education Plus. Laporan lengkap mengenai dampak finansial ini dapat diakses pada Studi Dampak Total Ekonomi™ Google Chrome OS oleh Forrester. Ini bukan hanya tentang hemat biaya, tetapi tentang masa depan pendidikan yang lebih adaptif dan kolaboratif di Indonesia.


Chromebook Bukan Sekadar Barang, Tapi Alat Transformasi Pendidikan

Eudeka yakin, Chromebook, ChromeOS, dan Chrome Education Upgrade adalah tiga serangkai yang mampu membawa pendidikan Indonesia ke level baru. Namun, kunci keberhasilan mereka bukan terletak pada spesifikasi perangkat, melainkan pada tata kelola yang jujur dan transparan – serta keterlibatan guru dan sekolah sebagai pelaku utama dalam implementasi teknologi pendidikan.

Sebagai mitra transformasi digital pendidikan, Eudeka hadir untuk mendukung langkah-langkah ini: dari pendampingan hingga pelatihan, dari strategi implementasi hingga memastikan setiap Chromebook benar-benar digunakan untuk belajar, bukan sekadar menjadi barang baru di gudang sekolah. Pelajari lebih lanjut mengenai strategi implementasi teknologi kami yang terbukti berhasil.


Tertarik mendiskusikan lebih lanjut bagaimana Chromebook bisa mengubah cara belajar di sekolah Anda?

💡 Hubungi tim Marketing Eudeka sekarang dan wujudkan masa depan pendidikan digital Indonesia yang lebih baik!

Bagikan Artikel Ini

Hubungi Kami


Bagikan Artikel Ini

Lanjutkan Membaca

Temukan & cerna bacaan yang memperluas wawasan tentang Transformasi Digital Pendidikan

Google Workspace for Education GRATIS!